Kursus Profesi untuk Tekan Pengangguran

Jakarta-Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) pada tahun 2008 buka program kursus para profesi (KPP) untuk 160.000 peserta dengan beasiswa pelatihan senilai total Rp 186 miliar. Program ini diharapkan dapat menekan angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.
“Lembaga kursus yang ditunjuk tak hanya memberikan pelatihan kerja, tetapi juga bertanggung jawab menyalurkan peserta didik ke dunia kerja,” ujar Dirjen Pendidikan Informal dan non formal Depdiknas Ace Suryadi, di Jakarta, Senin (3/3).
Menurutnya, KPP merupakan salah satu bentuk program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Angka pengangguran terbuka pada 2007 diperkirakan mencapai 12,7 juta jiwa, sehingga jumlah penduduk miskin diperkirakan 45,7 juta jiwa.
Lembaga kursus yang ditunjuk adalah lembaga yang sudah memiliki sertifikat. Setiap lembaga, berhak medapatkan dana untuk KPP jika kursus yang diselenggarakan tersebut berorientasi pada kebutuhan pasar tenaga kerja.
Beberapa jenis kursus yang diutamakan adalah kursus wirausaha pedesaan, seperti soal perikanan, perkebunan, kain tradisional, cinderamata, dan lainnya. Selain itu kursus wirausaha perkotaan dan kursus yang didasarkan pada permintaan pekerjaan luar negeri. Besarnya bantuan dana tergantung jenis dan lama kursus. Ace mencontohkan, untuk kursus keperawatan, jumlahnya Rp 4 juta per siswa.
Dari 160.000 siswa yang akan diberikan dana, 35.000 di antaranya ditargetkan memiliki sertifikasi profesi, dan 1000 orang diantara mereka bekerja di luar negeri. Menurutnya, program yang masih berlangsung adalah pendidikan spa therapist di Semarang. "Seluruhnya dibiayai pemerintah, dan mereka akan langsung ditempatkan bekerja," ujarnya
Program KPP ini dikembangkan dengan pendekatan pendidikan kecakapan hidup (PKH). Pendekatan ini digunakan sebagai pembelajaran masyarakat agar memiliki kemampuan dan keterampilan untuk memasuki dunia kerja atau usaha mandiri.
(uciex’s)